Kamis, 03 Februari 2011

DAVE PELZER

Aku mengambil dari sebuah situs .
the sad story and cruel !
Smoga bisa jadi motivasi hidup ..

I have no home...
I am a member of no one's family...
I know deep inside that I do not know,
nor will I ever,
deserve any love, attention or even recognition
as a human being.

I am a child called "it".


A Child Called It adalah buku pertama trilogi Dave Pelzer yang mengisahkan pengalaman pahit sang penulis sendiri semasa kecil dalam rentang usia 6-12 tahun. Seorang ibu yang manis, penuh perhatian, dan sangat bangga pada keluarganya, tiba-tiba, entah mengapa, berubah menjadi sosok monster bagi Dave. Ya, hanya bagi Dave, karena kekejaman sang ibu tidak berlaku bagi kakak dan adik laki-lakinya yang usianya tidak berbeda jauh.

Tiba-tiba saja Dave harus menjadi tumpahan kemarahan dan keputusasaan sang ibu tanpa alasan yang jelas. Sementara kakak dan adik laki-lakinya sarapan pagi sebelum pergi ke sekolah, Dave harus mencuci piring sambil sesekali kepalanya dibenturkan sang ibu ke bak cuci. Setelah selesai mencuci ia boleh menghabiskan sereal sisa sarapan kakaknya. Setelah itu ia harus berlari ke sekolah dengan sepatu berlubang dan pakaian jeleknya sementara kedua saudaranya diantar dengan station wagon sampai sekolah. Alasannya, agar Dave tidak punya kesempatan mencuri makan siang teman-temannya di loker sekolah. Hanya itu sajakah kekejaman sang ibu? Tidak. Setiap pulang sekolah Dave harus memuntahkan isi perutnya untuk memastikan dia tidak makan apapun hasil curian di sekolah. Dia juga dipaksa memakan kotoran dari popok adiknya, dipaksa meminum amonia yang membuatnya batuk darah, dikurung dalam kamar yang diisi gas beracun, tidak termasuk pukulan, tamparan, hingga tikaman yang pernah dialaminya. Menurut data resmi, kekerasan yang menimpa Dave adalah kekerasan berat nomor tiga di California, Amerika Serikat.
Dalam kepedihan dan kesendiriannya Dave berpaling pada ayahnya. Ia berharap ayahnya akan menyelamatkan dan menjadi pahlawannya. Namun sang ayah yang menyaksikan penderitaannya malah memilih pergi meninggalkan rumah karena  tak sanggup melawan istrinya.
Tanpa ayah, penderitaan Dave semakin menjadi-jadi. Namun ia bertekad untuk bertahan.
 
       Ketika beliau dewasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar